ANALISIS HUBUNGAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) DENGAN REALISASI PERTUMBUHAN SERTA PERBEDAAN PERUSAHAAN YANG TUMBUH DAN TIDAK TUMBUH

DI BURSA EFEK JAKARTA


Abstract
This research was conducted by Isnaeni Rokhayati with title “Analysis of Investment Opportunity Set (IOS) Relation with Growth Realization and the Difference of Growing and Ungrowing Companies on Fund Policy and Dividend Policy in Jakarta Stock Exchange”. Supervisor Commision, Chief : Drs. Agung Praptapa, MBA, PhD, Ak., Member : Drs. Sudarto, ME.
The aim of this research was to find out the correlation of IOS set value as the proxy of company’s growth to company’s growth realization and to test the difference between fund policy and dividend policy between company classified as growing campanies and ungrowing companies. There are seven (7) IOS variables used as the indicators of company’s growth, i.e.: Market to book value of asset (MVABVA), Market to book value of equity (MVEBVE), Price to earning ratio (PER), Capital expenditure to book value of asset (CAPBVA), Capital expenditure to market value of asset (CAPMVA), Firm to book value of property, plant and equipment (VPPE), and Current asset to net sales (CAONS). Those seven variables were correlation by Spearman Rank method to average company’s growth after IOS value was calculated. The company’s growth was proxied with sales, profit, equity and asset growth.
In order to determine the company’s classification, several analysis were used. Based on the result of factor analysis, 23 growing companies and 13 ungrowing companies were determined from BEJ public company that met the requirement. From the research result, it can be found that all IOS variables have different correlation to all components of company’s
Analisis Hubungan Investment … (Isnaeni Rokhayati) 41
growth realization. The significant positive correlation for growing companies was occurred in MVEBVE to sales by 0.389 and to equity growth by 0.708. MVABVA ratio to equity growth was 0.667. CAPBVA ratio to assets growth by 0.377. VPPE to sales growth was 0.364 and to equity growth was 0.632. For ungrowing companies the significant positive correlation was occurred in CAPBVA to profit growth by 0.505 and CAPMVA ratio to assets by 0.538. Significant negative correlation for growing companies was occurred in CAPMVA to equity growth by –0.483. For ungrowinng companies the significant negative correlation was occurred in PER to profit growth by –0.479. CAONS ratio to sales growth was –0.484 and to equity growth was –0.533.
From the testing of fund policy, it can be fund that market debt to equity ratio has insignificant correlation by 0.779 but book debt to equity ratio has a significant correlation direction by 0.027. From the testing of dividend policy it can be found that dividend payout ratio has insignificant correlation in amount of 0.332, beside dividend yields ratio has significant correlation in amount of 0.000 to company dividend policy.
Key Words : Investment Opportunity Set (IOS), Company Growth, Spearman Correlation, Factors Analysis, Fund and Dividend Policy.
SMART 42 : Vol. 1 No. 2 Januari 2005 : (p.41-60)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan merupakan sebuah kombinasi antara aset milik perusahaan dengan pilihan investasi di masa datang (Gaver dan Gaver, 1993). Pilihan-pilihan investasi di masa datang ini kemudian dikenal dengan istilah set kesempatan investasi atau Investment Opportunity Set (IOS). IOS adalah tersedianya alternatif investasi di masa datang bagi perusahaan (Hartono, 1999). IOS merupakan nilai sekarang dari pilihan-pilihan perusahaan untuk membuat investasi di masa mendatang (Chung and Charoenwong, 1991).
Menurut Gaver dan Gaver, IOS perusahaan merupakan sesuatu yang secara melekat bersifat tidak dapat diobservasi. Disebabkan oleh sifatnya yang tidak dapat diobservasi, maka IOS memerlukan sebuah proksi (Hartono, 1999). Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan penelitian yang sudah ada atau bersifat Extanded Replication, yaitu menggunakan data yang bersifat data pooled untuk menginvestigasi hubungan antara IOS dengan kebijakan perusahaan, dengan menambah proksi IOS yang digunakan dalam penelitian sebagai implikasi dari perbedaan kebijakan perusahaan antara perusahaan yang tumbuh dan yang tidak tumbuh.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diutarakan di atas, permsalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah Investment Opportunity Set (IOS) mempunyai korelasi positif dengan realisasi pertumbuhan perusahaan ?
2. Apakah perusahaan yang tumbuh mempunyai kebijakan pendanaan yang lebih rendah dari perusahaan yang tidak tumbuh ?
3. Apakah perusahaan yang tumbuh mempunyai kebijakan dividen yang lebih rendah dari perusahaan yang tidak tumbuh ?
Analisis Hubungan Investment … (Isnaeni Rokhayati) 43
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai berdasarkan perumusan masalah di atas adalah :
1. Untuk mengidentifikasi dan menentukan Investment Opportunity Set (IOS) yang mempunyai korelasi dengan kebijakan pertumbuhan perusahaan ?
2. Untuk mengidentifikasi dan menentukan besarnya perbedaan kebijakan pendanaan antara perusahaan yang tumbuh dengan perusahaan yang tidak tumbuh ?
3. Untuk mengidentifikasi dan menentukan besarnya perbedaan kebijakan dividen antara perusahaan yang tumbuh dengan perusahaan yang tidak tumbuh ?
KERANGKA TEORI
Munculnya istilah IOS dikemukakan oleh Myers (1977) yang menguraikan pengertian perusahaan, yaitu sebagai suatu kombinasi antara aktiva riil (assets in place) dan opsi investasi masa depan. Menurut Gaver dan Gaver (1983) opsi investasi masa depan tidak semata-mata hanya ditunjukkan dengan adanya proyek-proyek yang didukung oleh kegiatan riset dan pengembangan saja, tetapi juga dengan kemampuan perusahaan dalam mengekploitasi kesempatan mengambil keuntugan dibandingan dengan perusahaan lain yang setara dalam suatu kelompok industrinya. Berdasarkan pengertian tersebut pada peneliti telah mengembangkan proksi pertumbuhan perusahaan menjadi IOS sesuai dengan tujuan dan jenis data yang tersedia dalam penelitiannya. Selanjutnya IOS ini dijadikan sebagai dasar untuk menentukan klasifikasi pertumbuhan perusahaan dimasa depan apakah suatu perusahaan masuk dalam klasifikasi yang tumbuh atau tidak tumbuh.
Penelitian ini menggunakan IOS yang direpresentasikan, sebagai berikut : (1) Market to book value of assets (MVABVA), (2) Market to book value of equity (MVEBVE), (3) Price of earning ratio (PER), (4) Capital
44 SMART : Vol. 1 No. 2 Januari 2005 : (p.41-60)
expenditure to book value of assets (CAPBVA), (5) Capital expenditure to market value of assets (CAPMVA), (6) Firm value to book value of property, plant and equipment (VPPE) dan (7) Current assets to net sales (CAONS).
Atas dasar kerangka teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah :
1. Investment Opportunity Set (IOS) mempunyai korelasi yang positif dengan semua unsur realisasi pertumbuhan perusahaan.
a. Rasio Market to book value of equity (MVEBVE) memiliki korelasi positif dengan semua unsur realisasi pertumbuhan perusahaan.
b. Rasio Market to book value of assets (MVABVA) memiliki korelasi positif dengan semua unsur realisasi pertumbuhan perusahaan.
c. Rasio Price of earning ratio (PER) memiliki korelasi positif dengan semua unsur realisasi pertumbuhan perusahaan.
d. Rasio Capital expenditure to book value of assets (CAPBVA) memiliki korelasi positif dengan semua unsur realisasi pertumbuhan perusahaan.
e. Rasio Capital expenditure to market value of assets (CAPMVA) memiliki korelasi positif dengan semua unsur realisasi pertumbuhan perusahaan.
f. Rasio Firm value to book value of property, plant and equipment (VPPE) memiliki korelasi positif dengan semua unsur realisasi pertumbuhan perusahaan.
g. Rasio Current assets to net sales (CAONS) memiliki korelasi positif dengan semua unsur realisasi pertumbuhan perusahaan.
2. Perusahaan yang tumbuh mempunyai kebijakan pendanaan yang lebih rendah dari pada perusahaan yang tidak tumbuh.
a. Perusahaan yang tumbuh mempunyai rasio market debt to equity lebih rendah dari pada perusahaan yang tidak tumbuh.
Analisis Hubungan Investment … (Isnaeni Rokhayati) 45
b. Perusahaan yang tumbuh mempunyai rasio book debt to equity lebih rendah dari pada perusahaan yang tidak tumbuh.
3. Perusahaan yang tumbuh mempunyai kebijakan dividen yang lebih rendah dari pada perusahaan yang tidak tumbuh.
a. Perusahaan yang tumbuh mempunyai Rasio Dividen Payout lebih rendah dari pada perusahaan yang tidak tumbuh.
b. Perusahaan yang tumbuh mempunyai Rasio Dividen Yields lebih rendah dari pada perusahaan yang tidak tumbuh.
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Populasi dan sampel penelitian
Populasi yang akan diamati dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaanyangtelah terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 1997 hingga Desember 2001. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut : (1) Terdaftar di BEJ sejak tahun 1997; (2) Bukan lembaga keuangan, perbankan maupun perusahaan pemerintah; (3) Mempublikasikan datanya berupa laporan keuangan, dividen, harga penutupan saham, dan jumlah saham yang beredar yang diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory; (4) Tidak memiliki laba dan total ekuitas negatif pada tahun 1999 sampai tahun 2001.
Prosedur pemilihan sampel penelitian dapat dilihat dalam Tabel 1. Dari 323 perusahaan yang terdaftar di BEJ sampai tahun 2001 yang memenuhi kriteria penentuan sampel berjumlah 36 perusahaan.
Tabel 1. Proses Pemilihan Sampel
Keterangan
Jumlah Perusahaan
- Perusahaan yang mempublikasikan diri sampai akhir tahun 2001
323
46 SMART : Vol. 1 No. 2 Januari 2005 : (p.41-60)
- Perusahaan jenis industri perbankan
(23)
- Perusahaan jenis lembaga keuangan lainnya
(30)
- Perusahaan yang tidak termasuk jenis industri perbankan dan lembaga keuangan lainnya
270
- Perusahaan yang memiliki laba negatif tahun 1999 sampai tahun 2001
(232)
- Perusahaan yang tidak memiliki laba negatif tahun 1999 sampai tahun 2001
38
- Perusahaan negara (BUMN)
(2)
- Jumlah perusahaan termasuk sampel sebelum diklasifikasikan sebagai perusahaan yang tumbuh dan tidak tumbuh.
36
2. Jenis dan sumber data
Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder, meliputi laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan yang dimuat dalam Indonesia Capital Market Directory. Sumber data yang digunakan untuk menghitung variabel-variabel dalam penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek Jakarta periode 1999 hingga 2001. Sumber data diperoleh dari (1) Indonesia Capital Market Directory 2001 dan 2002; (2) laporan keuangan tahunan yang terdiri dari neraca dan laporan laba/rugi; (3) waktu pengambilan data dilakukan Juli 2002 hingga awal Juli 2003 dari Bursa Efek Jakarta.
3. Identifikasi dan pengukuran variabel proksi IOS
a. Rasio Market to book value of asset (MVABVA) dengan dasar pemikian bahwa prospek pertumbuhan perusahaan terefleksi dalam harga saham. Pasar menilai perusahaan yang sedang tumbuh lebih besar dari nilai bukunya.
Analisis Hubungan Investment … (Isnaeni Rokhayati) 47
b. Rasio Market to book value of equity (MVEBVE) dengan dasar pemikiran bahwa pasar menilai return dari investasi perusahaan di masa depan lebih besar dari return yang diharapkan dari ekuitasnya.
c. Rasio Price to eaning ratio (PER) dengan dasar pemikiran bahwa nilai ekuitas merupakan jumlah nilai kapitalisasi laba yang dihasilkan dari pengellaan aset plus nilai sekarang neto (NPV) dari pilihan investasi di masa datang. Semakin besar rasio PER maka semakin besar pula perusahaan kemungkinan untuk tumbuh.
d. Rasio Capital expenditure to book value of assets (CAPBVA) menunjukkan adanya aliran tambahan modal saham perusahaan yangd apat digunakan untuk tambahan investasi aktiva produktifnya.
e. Rasio Capital expenditure to market value of asset (CAPMVA) dengan dasar pemikiran bahwa perusahaan yang tumbuh memiliki level aktivitas investasi yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang tidak tumbuh.
f. Rasio Firm value to book value of property, plant and equipment (VPPE) menunjukkan adanya investasi pada aktiva tetap yang produktif sebagai asset in place.
g. Rasio Curent assets to net sales (CAONS) dengan dasar pemikiran bahwa working capital dapat digunakan untuk investasi perusahaan yang berasal dari asset perusahaan. Dengan investasi pada current assets akan mampu menghasilkan penjualan sebesar net sales yang diterima.
SMART 48 : Vol. 1 No. 2 Januari 2005 : (p.41-60)
B. Metode Analisis
1. Pengukuran Variabel Penelitian
a. IOS, dengan alternatif proksi :
1) MVEBVE
(Jumlah lembar saham beredar x Harga penutupan saham)
=
Total ekuitas
2) MVABVA
Aset-Total ekuitas+(Lembar saham beredar x Harga penutupan saham)
=
Total aset
3) PER
Harga penutupan saham
=
Laba per lembar saham beredar
4) CAPBVA
(Nilai buku aktiva tetap t – Nilai buku aktiva tetap t-1)
=
Total aset
5) CAPMVA
(Nilai buku aktiva tetap t – Nilai buku aktiva tetap t-1)
=
Aset – Total ekuitas + (Lembar saham x Harga penutupan)
6) VPPE
et-Total ekuitas+(Lembar saham beredar x Harga penutupan saham)
Total as =
Aktiva tetap net
7) CAONS
Aktiva lancar
=
Net sales
Analisis Hubungan Investment … (Isnaeni Rokhayati) 49
b. Realisasi Pertumbuhan
1) Pertumbuhan Penjualan
T =
otal penjualan neto t – Total penjualan t-1
Total penjualan neto t-1
2) Pertumbuhan Laba
L =
aba t – Laba t-1
Laba t-1
3) Pertumbuhan Nilai Buku Ekuitas
T =
otal ekuitas t – Total ekuitas -1
Total ekuitas t-1
4) Pertumbuhan Aset
T =
otal aset t – Total aset t-1
Total aset t-1
c. Kebijakan Pendanaan
1) Book Debt Equity
T =
otal kewajiban
Total ekuitas
2) Market Debt Equity
=
Total kewajiban
Lembar saham x Harga pasar saham
d. Kebijakan Dividen
1) Dividen Payout
D =
ividen per lembar saham
Laba per lembar saham
2) Dividen Yields
D =
ividen per lembar saham
Harga penutupan saham
50 SMART : Vol. 1 No. 2 Januari 2005 : (p.41-60)
2. Penyeleksian Sampel Berdasarkan Nilai IOS
Untuk melakukan penyeleksian sampel berdasarkan nilai IOS yang akan digunakan sebagai data dalam penelitian ini dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut :
a. Nilai masing-masing rasio yang digunakan sebagai proksi IOS dihitung untuk tiap tahun dan setiap perusahaan sampel mulai tahun 1999 sampai tahun 2001.
b. Nilai masing-masing rasio yang diperoleh dari setiap proksi IOS dan setiap perusahaan selama tiga tahun tersebut dihitung rata-ratanya.
c. Dari nilai rata-rata setiap rasio dapat diperoleh satu nilai rasio dari setiap proksi IOS dan setiap perusahaan sampel.
d. Rasio rata-rata setiap proksi IOS dan setiap perusahaan ini kemudian digunakan sebagai data input dalam prosedur analisis faktor.
3. Pengujian Hipotesis I
IOS sebagai proksi pertumbuhan perusahaan akan diuji kemampuan prediksinya dengan menggunakan uji korelasi Spearman Rank terhadap realisasi pertumbuhan perusahaan pada masa setelah nilai IOS dihitung. Uji korelasi Rank Spearman (rs) adalah merupakan uji untuk mengetahui ukuran erat tidaknya kaitan antara dua variabel ordinal yang telah disusun menurut peringkat (ranked data).
4. Pengujian Normalitas Data
Sebelum pengujian hipotesis dua dan tiga dilakukan, peneliti melakukan pengujian normalitas data dengan uji Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat signifikansi 0,05. Dalam uji normalitas data (Goodness of Fit), pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi frekuensi hasil pengamatan (observed frequencies distribution) sesuai dengan expected normal frequencies distribution. Hipotesis hasil yang akan diuji mengatakan bahwa Analisis Hubungan Investment … (Isnaeni Rokhayati) 51
distribusi frekuensi hasil pengamatan adalah sesuai dengan distribusi frekuensi yang diharapkan/teoritis.
Dalam uji Kolmogorov-Smirnov yang diperbandingkan adalah distribusi frekuensi kumulatif hasil pengamatan dengan distribusi frekuensi kumulatif yang diharapkan (actual observed cumulative frequency dengan expected cumulative frequency).
5. Pengujian Hipotesis Dua dan Tiga
Setelah data yang menjadi variabel dalam penelitian, yaitu hipotesis dua dan tiga dilakukan pengujian normalitas data, jika data tidak normal maka pengujian hipotesis tersebut harus dilakukan uji non parametrik, yaitu dengan uji U-Mann-Whitney. Jika data memenuhi asumsi kenormalan pengujian dilakukan dengan uji t beda rata-rata.Pengujian U-Mann-Whitney dilakukan untuk mengetahui korelasi antara dua kelompok data yang tidak saling terkait.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Penyeleksian Sampel Menjadi Perusahaan Yang Tumbuh dan Tidak Tumbuh dengan Menggunakan Analisis faktor
Prosedur analisis faktor digunakan untuk menyeleksi perusahaan yang tumbuh dan tidak tumbuh. Prosedur ini digunakan karena dapat mengidentifikasi dimensi-dimensi laten atau membentuk representasi atas variabel-variabel asli. Nilai masing-masing rasio yang digunakan sebagai proksi IOS dihitung setiap tahun dan setiap perusahaan sampel mulai tahun 1999 sampai dengan 2001. Selanjutnya setiap rasio yang diperoleh dari setiap proksi IOS dan setiap perusahaan selama tiga tahun tersebut dihitung rata-ratanya untuk memperoleh satu nilai rasio dari setiap proksi IOS dan setiap perusahaan sampel. Rasio rata-rata setiap
52 SMART : Vol. 1 No. 2 Januari 2005 : (p.41-60)
proksi IOS dan setiap perusahaan ini kemudian digunakan sebagai data input dalam prosedur analisis faktor.
Faktor 1 menunjukkan perusahaan yang tumbuh dan faktor 2 menunjukkan perusahaan yang tidak tumbuh. Perusahaan yang memiliki nilai faktor 1 lebih besar dari faktor 2, maka akan masuk dalam kriteria perusahaan yang tumbuh. Terdapat 23 perusahaan yang termasuk sebagai perusahaan yang tumbuh. Sedangkan untuk perusahaan yang memiliki nilai faktor 2 lebih besar dari nilai faktor 1, maka akan masuk dalam kriteria perusahaan yang tidak tumbuh. Untuk perusahaan yang tidak tumbuh terdiri dari 13 perusahaan.
2. Uji Korelasi Spearman Rank
IOS sebagai proksi pertumbuhan perusahaan akan diuji kemampuan prediksinya dengan menggunakan uji Korelasi Spearman Rank terhadap realisasi pertumbuhan perusahaan setelah nilai IOS dihitung. IOS akan dikorelasikan dengan realisasi pertumbuhan perusahaan rata-rata tahun 1999–2001.
Dari hasil analisis korelasi Rank Spearman terhadap realisasi pertumbuhan perusahaan dapat diketahui bahwa korelasi antara rasio-rasio pertumbuhan terhadap pertumbuhan perusahaan ada yang positif signifikan dan negatif signifikan..
3. Uji Normalitas Data
Sebelum pengujian hipotesis dua dan tiga dilakukan, maka perlu dilakukan pengujian normalitas data yang dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Pemenuhan karakter data ini diperlukan untuk mendapatkan hasil yang tidak bias. Model analisis yang dimaksud adalah pengujian t-test untuk data yang normal dan uji nonparametrik Mann-Whitney untuk data yang tidak normal.
Hasil pengujian kenormalan data dalam penelitian, ternyata rasio market debt toequity tidak memenuhi asumsi kenormalan sehingga akan dilakukan pengujian selanjutnya dengan pengujian nonparametrik, uji U Mann-Whitney. Sedangkan rasio book debt Analisis Hubungan Investment … (Isnaeni Rokhayati) 53
to equity, dividen payout dan dividen yields datanya normal sehingga akan dilakukan pengujian selanjutnya dengan uji t beda rata-rata.
4. Uji U Mann-Whitney
Hasil pengujian variabel market debt to equity dengan pengujian non parametrik, uji Mann Whitney dapat diketahui bahwa rasio market debt to equity tidak signifikan dengan nilai sebesar 0,779.
5. Uji t Beda Rata-rata
Hasil pengujian terhadap rasio book debt to equity, dividen payout dan dividen yields dengan menggunakan uji t beda rata-rata menunjukkan bahwa rasio book debt to equity signifikan dengan nilai 0,027. Rasio dividen payout tidak signifikan dengan nilai sebesar 0,332. Dan rasio dividen yields signifikan pada nilai 0,000.
B. Pembahasan
1. Pengujian Hipotesis Satu (H1a, b, c, d, e, f, g)
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa semua variabel Investment Opportunity Set (IOS) mempunyai korelasi yang berbeda terhadap semua unsur realisasi pertumbuhan perusahaan. Korelasi yang positif signifikan untuk perusahaan yang tumbuh terjadi antara MVEBVE terhadap pertumbuhan penjualan sebesar 0,389 dan terhadap pertumbuhan ekuitas sebesar 0,708. Rasio MVABVA terhadap pertumbuhan ekuitas sebesar 0,667. Rasio CAPBVA terhadap pertumbuhan aset sebesar 0,377. VPPE terhadap pertumbuhan penjualan sebesar 0,364 dan terhadap pertumbuhan ekuitas sebesar 0,632. Untuk perusahaan yang tidak tumbuh korelasi positif signifikan terjadi antara CAPBVA terhadap pertumbuhan laba sebesar 0,505 dan rasio CAPMVA terhadap pertumbuhan aset sebesar 0,538. Korelasi negatif signifikan untuk perusahaan yang tumbuh terjadi antara CAPMVA terhadap pertumbuhan ekuitas sebesar –0,483. Untuk perusahaan yang tidak
54 SMART : Vol. 1 No. 2 Januari 2005 : (p.41-60)
tumbuh korelasi yang negatif signifikan terjadi antara PER terhadap pertumbuhan laba sebesar –0,479. Rasio CAONS terhadap pertumbuhan penjualan sebesar –0,484 dan terhadap pertumbuhan ekuitas sebesar –0,533.
Dari hasil pengujian ternyata hipotesis yang diajukan (H1a, b, c, d, e, f, g) tidak terbukti.
2. Pengujian Hipotesis Dua (H2a, b) dan Hipotesis Tiga (H3a, b)
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa mean rank dan sum of rank untuk rasio market debt to equity pada perusahaan yang tumbuh sebesar 18,87 dan 434,00 sebaliknya untuk perusahaan yang tidak tumbuh masing-masing sebesar 17,85 dan 23,00. Ini berarti bahwa perusahaan yang tumbuh mempunyai kebijakan pendanaan lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang tidak tumbuh. Sedangkan untuk nilai asymptotic sig. (2-tailed) sebesar 0,779, hasil ini tidak signifikan yang berarti bahwa hipotesis alternatif (H2a) tidak terbukti.
Dari hasil pengujian terhadap rasio book debt to equity, dividen payout dan dividen yields dengan menggunakan uji t beda rata-rata (t-test) menunjukkan bahwa rasio book debt to equity dapat diketahui bahwa nilai mean dan standard deviation pada perusahaan yang tumbuh masing-masing sebesar 1,5582 dan 1,4596, untuk perusahaan yang tidak tumbuh sebesar 0,5870 dan 0,4882. Ini menunjukkan bahwa perusahaan yang tumbuh mempunyai kebijakan pendanaan lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang tidak tumbuh. Rasio ini mempunyai nilai signifikansi sig. (2-tailed) sebesar 0,027 atau signifikan, hasil pengujian ini membuktikan hipotesis alternatif (H2b) yang diajukan. Hasil pengujian ini dapat dijadikan bukti empiris bahwa perusahaan yang tumbuh mempunyai kebijakan pendanaan yang berbeda secara signifikan, lebih mengutamakan pendanaan internal dibandingkan dengan perusahaan yang tidak tumbuh lebih mengutamakan sumber pendanaan eksternal.
Untuk rasio dividen payout dapat diketahui bahwa nilai mean dan standar deviasi untuk perusahaan yang tumbuh masing-masing
Analisis Hubungan Investment … (Isnaeni Rokhayati) 55
sebesar 37,5416 dan 21,2284. Sedangkan untuk perusahaan yang tidak tumbuh masing-masing sebesar 31,0762 dan 13,7564. Angka tersebut menunjukkan bahwa untuk perusahaan yang tumbuh lebih besar dari perusahaan yang tidak tumbuh. Ini mengidentifikasikan bahwa perusahaan yang tumbuh mempunyai kebijakan pembayaran dividen yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang tidak tumbuh. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis 3a yang diajukan. Nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,332 atau tidak signifikan, hasil pengujian empiris ini tidak membuktikan hipotesis alternatif (H3a) yang diajukan.
Rasio dividen yields mempunyai nilai mean dan standar deviasi untuk perusahaan yang tumbuh sebesar 4,1233 dan 2,4498, sedang untuk perusahaan yang tidak tumbuh masing-masing sebesar 9,5792 dan 4,4737. Arah perbandingan ini menunjukkan angka yang lebih kecil untuk perusahaan yang tumbuh dibandingkan dengan perusahaan yang tidak tumbuh. Perbandingan ini mempunyai sign (2-tailed) sebesar 0,000 atau signifikan untuk rasio dividen yields. Ini mengidentifikasikan bahwa perusahaan yang tumbuh mempunyai kebijakan pembayaran dividen yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang tidak tumbuh. Artinya bahwa hipotesis 3b (H3b) terbukti. Hasil pengujian ini adalah konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya.
SMART 56 : Vol. 1 No. 2 Januari 2005 : (p.41-60)
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
1. Variabel-variabel Investment Opportunity Set (IOS) mempunyai korelasi yang berbeda terhadap semua unsur realisasi pertumbuhan perusahaan baik untuk perusahaan yang tumbuh maupun yang tidak tumbuh. Korelasi positif signifikan untuk perusahaan yang tumbuh terjadi antara MVEBVE terhadap pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan ekuitas, MVABVA terhadap pertumbuhan ekuitas, CAPBVA terhadap pertumbuhan aset dan VPPE terhadap pertumbuhan penjualan dan ekuitas. Untuk perusahaan yang tidak tumbuh antara CAPBVA terhadap pertumbuhan laba dan CAPMVA terhadap pertumbuhan aset. Korelasi yang negatif signifikan untuk perusahaan yang tumbuh terjadi antara CAPMVA terhadap pertumbuhan ekuitas. Untuk perusahaan yang tidak tumbuh terjadi antara PER terhadap pertumbuhan laba dan CAONS terhadap pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan ekuitas.
2. Rasio market debt to equity tidak signifikan terhadap kebijakan pendanaan perusahaan. Berarti bahwa tidak ada perbedaan terhadap kebijakan pendanan perusahaan dilihat dari market debt to equity (pasar) antara perusahaan yang tumbuh dengan perusahaan yang tidak tumbuh. Namun untuk rasio book debt to equity mempunyai korelasi yang signifikan terhadap kebijakan pendanaan perusahaan. Berarti bahwa terjadi perbedaan yang signifikan terhadap kebijakan pendanaan perusahaan dilihat dari book debt t equity antara perusahaan yang tumbuh dengan perusahaan yang tidak tumbuh. Perusahaan yang tumbuh lebih mengutamakan pendanaan internal dari pada perusahaan yang tidak tumbuh lebih mengutamakan pendanaan eksternal.
3. Rasio dividen payout mempunyai korelasi yang tidak signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaan. Berarti bahwa tidak ada perbedaan terhadap kebijakan dividen perusahaan dilihat dari dividen payout antara perusahaan yang tumbuh dengan perusahaan yang tidak tumbuh. Namun untuk rasio dividen yields mempunyai korelasi yang signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaan. Berarti bahwa terjadi perbedaan yang signifikan terhadap kebijakan
Analisis Hubungan Investment … (Isnaeni Rokhayati) 57
dividen perusahaan dilihat dari dividen yields antara perusahaan yang tumbuh dengan perusahaan yang tidak tumbuh. Perusahaan yang tumbuh membagikan dividen yang lebih kecil dari pada perusahaan yang tidak tumbuh.
B. Implikasi
Kelemahan dalam penelitian ini antara lain karena populasi yang digunakan bersyarat, jumlah sampel terlalu sedikit, data hanya berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan ICMD yang mungkin banyak kekurangan dan perlu data pendukung lain, lamanya waktu penelitian hanya 3 tahun dari tahun 1999-2001. Namun dapat diimplikasikan, sebagai berikut :
1. Hasil penelitian ini dapat memberikan bukti tambahan atas hubungan proksi IOS terhadap realisasi pertumbuhan, kebijakan pendanaan dan kebijakan dividen perusahaan khususnya pada perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di pasar modal.
2. Para investor dalam melakukan transaksi saham dapat mempertimbangkan klasifikasi perusahaan dalam perusahaan yang tumbuh dan tidak tumbuh.
3. Investor juga perlu mempertimbangkan sinyal pertumbuhan perusahaan sebelum melakukan transaksi saham dan dalam melakukan investasi pada saham.
4. Hendaknya pihak manajemen dapat mempertimbangkan Investment Opportunity Set (IOS) dalam pengambilan keputusan investasi yang akan dilakukan pada masa yang akan datang.
5. Untuk peneliti yang akan datang hendaknya menambah masa periode penelitian, jumlah sampel penelitian ditambah, data tidak hanya dari ICMD, dan dapat melakukan penelitian terhadap kebijakan investasi perusahaan.
SMART 58 : Vol. 1 No. 2 Januari 2005 : (p.41-60)
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sartono, 2001, Manajemen Keuangan, BPFE, Yogyakarta.
A. Fauzi, Johan Arifin, M. Fakhrudin, 2001, Aplikasi Exel Dalam Finansial Terapan, Elex Media Komputindo, Jakarta.
Ahmad Rodoni S. Othman Yong, 2001, Analisis Investasi dan Teori Portfolio, Muria Kencana, Jakarta.
Bambang Riyanto, 1995, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, BPFE, Yogyakarta.
Brigham, Gapenski and Daves, 1999, Intermediate Financial Management, Sixth Edition, The Dryden Press.
Cahan, Steven F., dan Mahmud Hassain, 1996, The Investment Opportunity Set and Disclosure Policy : Some Malaysian Evidence”, Asia Pasific Journal of Management, Vol. 13, No. 1, 65-85.
Chung, Kee H., dan Charlie Charoenwong, 1991, “Investment Options, Assets in Place and The Risk of Stock”, Financial Management, Autum, 21-33.
Djarwanto, 1999, Statistik Nonparametrik, Edisi 3, BPFE, Yogyakarta.
Edwardus Tendelilin, 2001, Analisis Investasi Manajemen Portofolio, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Edwin J. Elton dan Martin J. Gruber, 1995, Modern Portfolio, Teori and Investment Analysis, Five Edition, John Weley and Sons, Inc.
Eugine F. Brigham, Ivis C. Gapenski, Philip R. Davis, 1999, Intermediate Financial Manajemen, Six Edition, The Hryony Press.
Foster, George, 1986, Financial Statement Analysis, New Jersey, Prentice-Hall, Englewood Cliffs.
Frank J. Fabozzi, 1995, Manajement Investasi, Prentice-Hall, Inc. A. Simon dan Schuster Company, Englewood Cliffs, New Jersey.
Gitman, L.J., 2000, Principle of Managerial Finance, Ninth Edition, Addisson-Wesley, Longman.
Gujarati, Damodan N, 1995, Basic Economics, Singapore, Mc Graw-Hill, Inc.
Hartono, Jogiyanto, 1999, Teori Portfolio dan Analisis Investasi, BPFE, Yogyakarta.
Analisis Hubungan Investment … (Isnaeni Rokhayati) 59
Indonesian Capital Market Directory, 1997, Bursa Efek Jakarta, Edisi ke-8, Jakarta.
Institute For Economic and Financial Research, 2001, Indonesia Capital Market Directory.
_________, 2002, Indonesia Capital Market Directory.
J. Supranto, 1988, Statistik Teori dan Aplikasi, Erlangga, Jakarta.
M. Suparmoko, 1999, Metode Penelitian Praktis, BPFE, Yogyakarta.
Myers, S., 1977, “Determinant of Corporate Borrowing”, Journal of Financial Economics. No. 5, 147-175.
Singgih Santoso, 2001, SPSS Versi 10 : Mengolah Data Statistik Secara Profesional, Elex Media Komputindo, Jakarta.
Skinner, Douglas J., 1993, The Investment Opportunity Set and Accounting Procedures Choise”, Journal of Accounting and Economics 16, 407-445.
Suad Husnan, 2001, Dasar-dasar Teori Portfolio dan Analisis Skuritas, UPPAMP YKPN, Yogyakarta.
Suad Husnan, 1992, Manajemen Keuangan, Teori dan Penerapannya, Buku I, Edisi 12, BPFE, Yogyakarta.
Suad Husnan dan E. Pudjiastuti, 1994, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, UPP AMP YKPN.
Sudrajat, S.W.M., 1988, Mengenal Ekonometrik Pemula, Edisi Kedua, CV. Armico, Bandung.
Weston, J.F. and E.F. Brigham, 1990, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Erlangga, Jakarta.
Westo, J.F. and T. Copeland, 1996, Manajerial Finance, Eighht Edition, New York, CBS, College Publishing.
William S. Sharpe, Gordon J. Alexander Jafery, V. Beily, 1995, Investment, Five Edition, Prentice-Hall, Inc.
60 SMART : Vol. 1 No. 2 Januari 2005 : (p.41-60)
Oleh : Isnaeni Rokhayati, taked of pasca-unsoed.or.id