HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS. HIV menyerang sistem daya tahan tubuh manusia, menyebabkan tubuh lemah dan tidak berdaya melawan berjangkitnya penyakit. Jika seseorang terkena HIV, orang itu disebut positif-HIV (HIV+) tetapi belum tentu dia menghadapi AIDS.Sistem daya tahan tubuh adalah mekanisme tubuh yang terdiri dari sel darah putih. Sel-sel ini menyerang dan membunuh kuman dan virus yang masuk ke dalam tubuh kita.
HIV hanya bisa menular melalui darah, air mani dan air mani termasuk darah haid. Darah atau cairan- cairan tubuh yang memasuki saluran darah orang lain melalui luka, dan kudis.
HIV dapat menyerang sistem kekebalan tubuh
Sesudah HIV masuk ke aliran darah, virus ini mulai menyerang dan membunuh sel-sel T4 (salah satu jenis sel darah putih yang sangat berperan pada sistem kekebalan tubuh untuk melumpuhkan bibit penyakit).
HIV masuk sel T-4 dan memperbanyak diri, kemudian mencari dan membunuh sel-sel T4 lain yang belum terinfeksi.
Setelah jumlah HIV menjadi demikian banyaknya akhirnya sistem kekebalan tubuh tidak mampu melawan penyakit-penyakit lain yang masuk.
Pengidap HIV tidak dapat dibedakan dengan seorang yang belum terinfeksi. Dalam waktu 2 - 10 tahun sesudah terinfeksi HIV, sangat mungkin gejala- gejala yang terkait dengan AIDS tidak akan terlihat sama sekali.
Berarti seorang pengidap HIV dapat tetap merasa dan kelihatan sehat dalam waktu yang panjang.
Akan tetapi orang tersebut sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain. Karena itu kita harus berhati-hati jika melakukan suatu perilaku yang beresiko untuk penularan HIV.
Infeksi oportunistik
Pada saat sistem kekebalan tubuh pengidap HIV sudah sangat rendah, beberapa penyakit yang sebenarnya tidak berbahaya bagi orang yang sehat, akan mengambil "kesempatan" masuk ke dalam tubuh. Misalnya, sejenis radang paru-paru, kanker kulit, TBC atau gangguan pada sel-sel otak. Penyakit- penyakit ini akhirnya dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya.Tetapi karena tidak ada gejala yang spesifik, hanya seorang dokter ahli yang dapat mendiagnosa AIDS.
HIV tidak mudah menular.
Banyak orang yang mengira HIV mudah ditularkan. Padahal cairan yang dapat menularkan hanya terdapat pada darah, cairan vagina dan cairan sperma pengidap HIV. Maka hanya beberapa kegiatan tertentu saja yang memungkinan cairan tersebut masuk ke tubuh kita.
HIV hanya bisa menular melalui cara-cara berikut :
1. melalui hubungan seks tanpa pengaman (seks tanpa pengaman adalah seks tanpa menggunakan kondom).
2. melalui jarum suntik.
3. melalui ibu kepada bayinya semasa kehamilan, kelahiran atau penyusuan.
Kegiatan yang dapat menularkan HIV:
1. Hubungan seks dengan seorang yang mengidap HIV. Data menunjukkan bahwa 80% kasus HIV/AIDS yang ada di Indonesia ditularkan meialui hubungan seks.
2. Menggunakan jarum suntik yang sudah tercemar HIV tanpa disterilkan terlebih dahulu. Bisa juga alat tajam lain seperti jarum tato atau jarum tindik.
3. Melakukan transfusi darah yang sudah mengandung HIV.
4. Dari ibu yang mengidap HIV pada bayi di kandungannya. Kemungkinan penularan meialui cara ini adalah 30%. jadi tidak semua bayi yang dilahirkan dari ibu HIV+ akan terinfeksi
Berarti semua orang dapat tertular HIV jika melakukan kegiatan beresiko.
AIDS tidak menular melalui:
penggunaan peralatan makan bersama (piring, sendok, garpu, gelas, dll)
penggunaan pakaian bergantian (baju, celana, handuk, dll)
kolam renang
WC, kamar mandi umum
gigitan nyamuk
ludah, keringat, aira mata, air kencing
ciuman, pelukan
Pencegahan AIDS
Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk pencegahan penularan HIV/AIDS. Langkah pertama adalah mempelajari dan mengetahui fakta tentang AIDS yang benar. Semakin banyak yang Anda ketahui tentang AIDS, semakin kecil resiko Anda untuk ketularan. Yang terpenting adalah melakukan perilaku bertanggungjawab
Pencegahan AIDS melalui SEKS:
Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah.
Untuk yang sudah aktif secara seksual, Anda dapat mengurangi resiko dengan:
hanya melakukan hubungan seks dengan mitra tunggal
menggunakan kondom setiap kali berhubungan seks
mengobati penyakit kelamin jika ada
Perlu dipertimbangkan apakah perilaku kita telah sesuai dengan norma agama dan norma masyarakat yang ada.
Pencegahan AIDS melalui DARAH
Hanya menerima tranfusi darah yang bebas HIV. Dalam situasi darurat, memilih donor darah yang sudah Anda kenal dan mempunyai resiko HIV yang cukup rendah.
Pastikan bahwa jarum yang akan kamu pakai sudah steril:
gunakaniah jarum suntik yang baru, atau,
lakukan sterilisasi dengan membersihkan jarum menggunakan alkohol atau pemutih.
Untuk perempuan yang mengidap HIV, sebaiknya mempertimbangkan resiko HIV pada bayi sebelum hamil.
Anda juga harus peduli terhadap PMS(Penyakit Menular Seksual), karena jika kita mempunyai PMS, resiko tertular HIV akan semakin tinggi.
PMS adalah berbagai macam penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks. Selain AIDS ada berbagai macam PMS, misalnya: kencing nanah (GO), sipilis, klamidia, herpes, dll.
Sebagian PMS dapat terlihat gejaianya, sebagian lagi tidak. Gejala tersebut dapat hilang tanpa diobati, tetapi bukan berarti penyakitnya sudah sembuh. Dengan pengobatan yang benar, sebagian besar PMS dapat diobati secara tuntas.
PMS dapat dicegah dengan cara yang sama dengan pencegahan AIDS.
PMS tidak dapat dicegah dengan:
-mencuci alat kelamin sesudah hubungan seks
-minum jamu tradisional
-suntikan antibiotik
Selain menaikkan resiko tertular HIV, jika PMS tidak segera diobati dapat menimbulkan berbagai akibat misalnya: kebutaan, kanker, artitis (lemah tulang), cacat, kemandulan, lumpuh, penyakit jantung, dan kerusakan otak.PMS juga dapat menular ke bayi di dalam kandungan.
Jika Anda menyampaikan informasi AIDS dan PMS pada orang lain berarti Anda telah membantu Program Pencegahan AIDS!!
Lentera adalah sekelompok orang yang peduli terhadap AIDS. Kami melakukan berbagai kegiatan dalam rangka pencegahan AIDS. Relawan Lentera berasal dari berbagai kalangan dan bekerja secara sukarela untuk pendidikan AIDS kepada masyarakat.